Halaman

Rabu, 22 Juni 2011

Pengacara Tua


    Meskipun kini usianya telah menginjak hampir mendekati 70 tahun, tetapi sosok lelaki ini tidak kendur semangat untuk membantu orang lain yang membutuhkan masalah yang berkaitan dengan hukum. "Saya hanya ingin membantu orang lain, sesuai kemampuan saya dibidang hukum. Sebagai pengacara banyak masalah yang dihadapi masyarakat, tetapi mereka takut berurusan dengan pengacara karena biaya yang besar. Padahal tidak semua pengacara komersil, saya sering menangani warga miskin dan membantu mereka, meskipun tidak ada imbalan. Saya pasrahkan sepenuhnya kepada Allah.   Rezeki urusan Allah, yang penting kita bekerja sebaik-baiknya," ujar R. Subagja Soeradhipradja.
   Penampilannya sangat sederhana, dan tidak tercermin sebagai pengacara senior, padahal berbagai masalah pidana dan perdata pernah ditangani. Di usianya yang semakin bertambah tua, dia ingin membuat banyak kebaikan. Bahkan yang membuat saya kagum, dia selalu menyempatkan diri untuk berinfak meskipun hanya beberapa rupiah saja. Kalau ada pengemis yang hampir setiap hari datang, maka dia telah menyediakan koin dari seratus rupiah sampai seribu rupiah.
    Datang ke kantor LBH di Jl. pungkur 151 tidak pernah membawa kendaraan, baik motor maupun mobil, selalu pakai angkot atau ikut bersama naik kendaraan. Dia tidak malu selesai sidang yang memakai dasi dan baju rapih, kemudian pulang naik angkot. "lebih enak naik angkot, praktis tidak perlu memikirkan bensin atau bayar pajak!" katanya.
     Pernah suatu ketika berkata, buat apa meninggal dunia,   kalau hanya sekedar  membawa kain kafan? Pernyataan itu membuat aku termenung sejenak, memikirkan kalimat yang sangat dalam maknanya. Disitu tersirat bahwa kalau mati hanya sekedar membawa kain kafan, buat apa? Dengan demikian kematian harus memberikan makna terhadap hidup ini. Tidak jauh beda dengan ungkapan, gajah mati meninggalkan gading.
    Kesetiaannya pada pekerjaan dan komitmennya untuk membantu orang lain, maka sampai kini fisiknya tetap sehat. Masih bisa menangani masalah pidana dan perdata. Banyak orang yang masih membutuhkan tenaga dan pikirannya, apalagi selama ini tidak pernah memperhitungkan gaji, kecuali atas kerja kerasnya. Kalau ada yang memberi diterima, kalau pun tidak ada yang memberi, ya ngak apa-apa. Hidup dijalaninya tanpa beban pikiran yang berat , apalagi menjadi bingung. ***28 - 01-11  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar