Halaman

Rabu, 22 Juni 2011

Pa Safnil



   Satu Detik ke Depan kita tidak tahu nasib diri kita
   Rahasia hidup hanya ada di tangan Allah semata. Kita tidak pernah tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada diri kita. Kullun nafsi daa'iqatil maut, tiap-tiap jiwa akan merasakan mati. Tak ada yang bisa mengetahui seorang pun akan kematian. Inilah masalah prinsip yang tidak seorang pun menggugat kenapa kematian mesti menjempu.
  Ada tetangga dekat yang berbeda RW namun belakangan sangat rajin ke mesjid namanya Pak Safnil, berasal dari Padang, namun sudah puluhan tahun tinggal di Bandung. sudah ada setahun, dia pun setiap malam jumat sering mengikuti pengajian rutin di RT 01, bahkan beberapa kali rumahnya kebagian untuk diisi pengajian. Hampir setiap hari bertemu di mesjid Ikhlasul Mu'awwanah, terutama waktu solat subuh., magrib dan isya. Terkadang, dia menjadi Mu'azdin mengajak solat kepada jemaah. Suarnya memiliki khas tersendiri.
    Sempat bersitegang dengan Pak Soleh hanya karena masalah sepele, sehingga selama beberapa hari tidak saling sapa. Bahkan ketika Safnil mengajak bersalaman, tidak dihiraukan. Tetapi tidak lama mereka sudah damai kembali setelah saling memaafkan.
    Ramadhan 2010 setiap hari mengikuti taraweh dan sibuk mempelajari ayat-ayat suci al-Quran. Dia pernah berkata, di masa tuanya ingin banyak dihabiskan dengan kegiatan ibadah di mesjid. Namun sejal oktober, kondisi badannya tidak stabil sehingga beberapa kali ke rumah sakit. Penyakit yang diderita adalah prostat. Kalau sedang pengajian, sering dia minta izin untuk ke toilet membuang air kencing. Namun belakangan penyakitnya semakin parah, dia tidak ingin lagi dioperasi karena merasakan sakit yang luar  biasa. Oleh karena itu, ia mencari alternatif ke pengobatan tradisional. Namun semua yang didatangi tidak ada yang cocok, terlebih lagi ketikq berobat kepada seorang dukun yang mengeluarkan beberapa jarum. Membuat dirinya bingung, ketika sang dukun mengatakan ada seseorang yang berniat jahat.
  Pernah saya bersama jemaah pengajian menengok ke rumahnya. Kondisi fisiknya sudah kurus dan makan pun sudah sangat terganggu. Kami mengingatkan agar senantiasa bersabar menghadapi ujian yang berat ini. Kami pun mendoakan agar dia cepat sembuh seperti biasa. Namun seiring berjalannya waktu, sakit yang dideritanya semakin parah, sehingga dibawa lagi ke rumah sakit dan harus menjalani operasi. 
   Namun sejak  dioperasi, kondisi fisinya semakin menurun, dan badannya semakin kurus. Meski telah berobat ke sana kemari, tetapi bukannya sembuh, namun semakin mengkhawatirkan, sehingga akhirnya dia harus menghadap ke Allah, mati dalam keadaan baik, dan insya Allah, dia tergolong orang yang sangat diridhoi Allah SWT.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar