Halaman

Sabtu, 09 Juli 2011

Amang Musa

        Kamis, 5 Juli 2011, Saya mendapat kabar melalui SMS kalau Mang Musa (72) sudah meninggal dunia di rumah sakit Hasan Sadikin., Berita itu membuat saya terkejut, sebab selama ini belum bertemu hanya mendengar saja kalau kondisi fisiknya sangat parah. Boleh jadi, dia merupakan sosok pribadi yang teguh dalam menegakkan kebenaran di muka bumi ini. Di kalangan orang-orang pergerakan, sosok Amang Musa, demikian dipanggil oleh yang lainnya,  merupakan orang tua yang menjadi panutan dan menjadi sosok yang patut ditiru dalam perjuangan. 
     Bahasa sunda sangat kental dalam berkhutbah, ia memang sosok yang selalu mengajak ke teman-temannya untuk selalu berjuang di jalan Allah, sebab itulah jalan hidup yang terbaik. Dalam khutbah pun selalu yang disampaikan adalah semangat untuk berjuang menegakkan kebenaran melawan kezaliman dan jangan mundur selangkah pun untuk berjuang di jalan Allah.
    Boleh jadi, diantara keluarga besar PII, Mang Musa termasuk yang paling tua dan seringkali dimintai nasehat tentang perjuangan, bahkan tidak segan-segan untuk meminta pendapat berkaitan dengan perjuangan. Dia seorang yang konsisten dan memberi semangat kepada anak-anak muda untuk berjuang di jalan Allah. Itu karenanya, selama sehat, dia selalu menghadiri pengajian yang diselenggarakan di CMB, selain memberikan pencerahan, dia pun mendorong anak-anak untuk tampil menjadi pembela agama Allah.
      Ketika akan dikuburkan, banyak sekali  yang berdatangan ke Rancaekek. Rumahnya sangat sederhana, model zaman dulu, namun terlihat sangat besar. Dia menghabiskan sisa-sisa hidupnya dengan terus berdakwah tidak kenal henti...suaranya menembus ke seluruh  jangkauan kaum muslimin. Semua yang hadir di pemakaman sudah memahami kalau beliau memang sosok yang patut diteladani dalam perjuanganj.
     Kami hanya bisa mendoakan semoga saja -perjuangan di jalan mendapar ridho dari Allah dan memperoleh karunia dari Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar